Rabu, 19 Juni 2013

Ragu diantara Ke dan An

Masih seperti dalam mimpi, semua bagian diriku belum utuh betul menjalani hari di sini. Ada secuil kegundahan -yang kadang- memberi kesempatan munculnya ke'ragu'an. Padahal, sudah jelas benar panutan kita sang manusia mulia nabi Muhammad saw memberi nasehat, janganlah berdiri diantara gelap dan terang, sebab itu tempatnya syetan. Memang, dengan ilmu yang masih dangkal ini belum bisa mengerti kenapa hal itu bisa terjadi. Nyatanya, syetan selalu asyik beraksi di dalam bagian diri manusia yang dinamakan "keraguan".

Keraguan, ragu-ragu, alias tidak tegas memicu timbulnya pemikiran yang mengambang, ngga all out. Tidak bijak sebenarnya diri ini masih saja memupuk rasa ragu ini. Kemajuan akan sangat lambat jika rasa ragu selalu bersemayam -nyaman- di jiwa manusia. Stagnasi kan menjadi teman akrab seorang peragu. Lebih parah lagi, yang mengidap keraguan akut. Menyeret kualitas individu ke titik rendah. Jangankan untuk maju, bertahan saja sangat sulit. Bagi peragu, ada tembok besar yang menghalangi psikologis mereka menatap sukses.Terlalu banyak berpikir resiko negativ yang akan timbul. Membuatnya tidak pernah berbuat apa-apa.

Sudahlah, akhiri keraguan itu. Ambil keputusan rencana hidup "indah" seperti apa yang diinginkan. Akal yang ada jangan dibiarkan mandeg. Air saja akan keruh jika tidak mengalir. Apapun keadaan yang ada sekarang ini. Harus terus optimis tanpa bisa ditawar! tentu, dibarengi dengan tindakan. Karena sebuah visi hebat tanpa tindakan hanya akan menghasilkan lamunan...

Hajar keraguan dalam diri, dengan melatih jiwa supaya kuat. Karena jiwa yang kuat adalah dambaan setiap makhluk tuhan yang bernyawa dengan label "manusia".

Begitu juga aku.

*rabu malam, sembilan belas juni dua ribu tiga belas.-batang-.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar